www.rincilokal.id – Keberanian untuk mandiri secara finansial menjadi semakin penting di tengah situasi ekonomi yang menantang. Dalam upaya memperbaiki kondisi hidup, banyak individu mengambil langkah berani untuk keluar dari pekerjaan yang nyaman dan mulai merintis bisnis sendiri.
Seiring berjalannya waktu, sebuah kondisi baru muncul di masyarakat, di mana mereka memprioritaskan fleksibilitas dan kendali atas masa depan ekonomi mereka. Salah satu contoh yang menginspirasi adalah kisah Widya Purnama Sari, seorang mantan karyawan yang kini berhasil menjadikan usaha UMKM sebagai sumber penghasilan utama.
Widya adalah pemilik Kreasi Nyobi, yang khusus mengolah pempek dari ikan tenggiri berkualitas. Bisnis ini mulai dirintis pada tahun 2020, berawal dari latar belakang suaminya yang merupakan supplier produk perikanan.
Pada tahap awal, produk pempek yang diolah Widya dipasarkan hanya kepada teman-teman terdekatnya. Namun, ketekunan dan eksplorasi resep selama hampir setahun membuat produknya semakin dikenal luas kepada masyarakat.
“Awalnya hanya sekadar coba-coba karena sering melihat suami membawa bahan ikan. Lama-kelamaan saya menemukan resep yang pas,” ujarnya dengan penuh semangat.
Menjelang akhir tahun 2023, Widya mulai aktif mengikuti berbagai pelatihan dan program pendampingan yang diselenggarakan oleh komunitas UMKM. Melalui program Rumah BUMN binaan BRI, Widya memperoleh pengetahuan baru tentang manajemen bisnis dan pemasaran digital yang sangat berharga.
Partisipasinya dalam berbagai kegiatan ini juga memberikan kesempatan untuk membangun jaringan dengan pelaku usaha lainnya. Dukungan tersebut menjadi elemen kunci dalam pertumbuhan bisnis Widya yang semakin menunjukkan kemajuan pesat.
“Pelatihan berlangsung hampir setiap hari, baik online maupun offline. Pengetahuan tentang e-commerce dan branding produk sangat membantu perkembangan usaha saya,” tambah Widya.
Produk pempek yang ditawarkan Widya tersedia dalam dua kategori: frozen dan ready-to-eat. Dalam melayani kebutuhan acara, ia menyediakan paket pondokan yang berisi tiga pempek seharga Rp12.000 untuk setiap paket.
Untuk penjualan reguler, harga satuan pempek berkisar Rp4.000, dengan kapasitas produksi mencapai 4.000 buah setiap bulan. Dengan cara ini, Widya dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan potensi penjualan.
Selain menjual langsung melalui jaringan reseller yang ia temui di bazaar, produk Widya juga sering hadir di berbagai event yang digelar oleh komunitas UMKM. Partisipasi dalam event-event ini tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga memperluas jaringan bisnisnya.
Saat ini, usaha pempek ini dikelola oleh tim kecil yang terdiri dari tiga orang di bagian produksi dan satu orang di bagian operasional. Dalam sebulan, omzet yang dihasilkan bisa mencapai Rp10-15 juta, meskipun Widya mengatakan semua pendapatan masih diputar kembali untuk modal usaha.
“Saya belum mengambil keuntungan besar, semua masih digunakan untuk modal. Namun, di masa depan, saya berharap dapat memiliki toko offline untuk memperluas jangkauan pasar,” tambahnya.
Kisah Widya mencerminkan bagaimana program Rumah BUMN binaan BRI sukses dalam memberdayakan pengusaha mikro dan ultra mikro untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa dukungan yang tepat dapat membantu merubah nasib seorang pelaku usaha.
Pentingnya Pelatihan untuk UKM dan Pelaku Usaha Mikro
Pelatihan dan pembekalan bagi UMKM sangat krusial dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompetitif. Dengan pengetahuan yang tepat, pelaku usaha dapat mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.
Melalui pelatihan, mereka juga dapat belajar tentang cara memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan visibilitas dan menjangkau lebih banyak konsumen. Ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan bisnis di era digital.
Temanya pun sangat beragam, mulai dari pemasaran digital, manajemen keuangan, hingga pengelolaan kualitas produk. Semua materi ini akan memberikan wawasan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola usaha lebih profesional.
Adanya lembaga yang menyediakan pelatihan seperti Rumah BUMN adalah langkah positif dalam memfasilitasi kebutuhan pelaku usaha. Selain itu, pelatihan menjadi wadah bagi para pelaku bisnis untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Keterlibatan dalam komunitas UMKM juga memungkinkan mereka untuk membangun jaringan yang kuat, yang sangat penting dalam dunia bisnis. Dengan adanya dukungan bersama, mereka dapat menghadapi berbagai tantangan dengan lebih percaya diri.
Peluang Bisnis di Era Digital
Era digital membuka banyak peluang bagi pelaku usaha untuk memperluas pasar. Dengan membuka toko online, mereka dapat menjangkau konsumen tidak hanya secara lokal tetapi juga internasional.
Pemanfaatan e-commerce juga memungkinkan pelaku usaha untuk lebih efisien dalam pemasaran dan distribusi produk. Dengan demikian, mereka dapat meminimalisir biaya operasional dan meningkatkan margin keuntungan.
Widya, misalnya, sudah mulai menerapkan beberapa strategi pemasaran digital. Dengan memanfaatkan media sosial seperti TikTok dan Instagram, ia berhasil menarik perhatian lebih banyak pelanggan.
Strategi yang tepat dalam memasarkan produk sangat diperlukan agar dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Ini termasuk desain kemasan yang menarik dan promosi yang efektif agar produk mudah diingat oleh konsumen.
Keterampilan untuk beradaptasi dengan teknologi dan perkembangan pasar harus terus diasah. Hal ini menjadi kunci agar bisnis UMKM dapat bertahan dan terus berkembang di tengah gempuran persaingan yang semakin ketat.
Peran Penting Rumah BUMN dalam Pemberdayaan UMKM
Rumah BUMN berperan besar dalam pemberdayaan UMKM melalui berbagai program dan pelatihan. Sejak berdirinya, lebih dari 16 ribu pelatihan telah dilaksanakan, yang menunjukkan komitmen mereka terhadap pengembangan sektor mikro.
Program yang disediakan tidak hanya mencakup pelatihan teknis tetapi juga menawarkan dukungan untuk pengembangan jaringan bisnis. Melalui program ini, pelaku usaha diberikan akses untuk mengembangkan dan memasarkan produk secara lebih efektif.
Salah satu fokus utama adalah memberikan edukasi tentang pentingnya inovasi dalam produk dan pelayanan. Dengan inovasi, UMKM dapat temukan cara baru untuk menarik minat konsumen dan tetap relevan di pasar.
Pemberdayaan tidak hanya terbatas pada pelatihan, tetapi juga ditujukan untuk membuka peluang akses ke pembiayaan. Dengan kondisi ekonomi yang sulit, akses ke modal dapat menjadi tantangan bagi pelaku usaha.
Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas bisnis sangat diperlukan. Dengan dukungan yang tepat, pelaku usaha dapat terus tumbuh dan mengembangkan potensi yang mereka miliki.