www.rincilokal.id – Tanpa terasa, masa kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden Republik Indonesia telah memasuki bulan kesembilan. Dalam waktu ini, berbagai dinamika politik dan ekonomi telah muncul di Indonesia, menciptakan suasana yang menarik untuk dicermati.
Kebijakan demi kebijakan yang diimplementasikan oleh pemerintahan Prabowo bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dinilai oleh masyarakat sebagai keputusan yang reaktif dan tidak konsisten. Pertanyaan muncul di kalangan publik mengenai kejelasan arah dan strategi dari kebijakan-kebijakan tersebut.
Konsumsi Publik dan Kebijakan Ekonomi
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga menunjukkan bahwa “konsistensi kebijakan” pemerintahan saat ini berada pada peringkat yang mengecewakan. Data terbaru menunjukkan bahwa hanya sekitar 44,27% responden yang merasa puas dengan kebijakan yang dikeluarkan. Kebijakan yang dinilai “tidak konsisten, reaktif terhadap tekanan publik, seremonial, dan tanpa strategi jangka panjang yang jelas” adalah beberapa indikator yang terlihat jelas dari hasil penelitian ini.
Contoh nyata dari kondisi ini tampak dalam penundaan penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% akibat tekanan publik, serta rekrutmen staf khusus pada saat efisiensi anggaran sedang diprioritaskan. Hal ini bisa mencerminkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan yang seharusnya strategis dan berlandaskan pada analisis yang mendalam.
Strategi Pembangunan Ekonomi yang Diterapkan
Ulasan mengenai kebijakan ekonomi-politik di tingkat makro menunjukkan adanya sinyal positif bagi investor asing meskipun terdapat kebijakan anti-asing yang diusung sebelumnya. Dalam seminar ekonomi yang diadakan bulan lalu, pemerintah melakukan wacana mengenai relaksasi ketentuan dalam Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang dianggap menghambat investasi.
Penawaran terhadap investor asing juga menjadi sorotan dalam berbagai forum, di mana spekulasi muncul terkait upaya untuk mendatangkan investasi ke dalam proyek-proyek pembangunan nasional. Kebijakan fiskal yang diusulkan pun seringkali dianggap tidak konsisten, seperti program Makan Bergizi Gratis yang diproyeksikan memakan anggaran besar, berbeda dengan penghematan yang sedang diupayakan di berbagai sektor.
Dengan adanya berbagai dinamika ekonomi dan politik ini, publik pun mulai mempertanyakan dasar dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Prabowo. Hal ini tidak bisa dipisahkan dari ideologi serta pemikiran tokoh-tokoh ekonomi yang mempengaruhi cara pandangnya dalam merumuskan kebijakan.
Memahami pemikiran Sumitro Djojohadikusumo, yang merupakan sosok penting dalam ranah ekonomi Indonesia, menjadi krusial dalam menilai kebijakan yang diambil oleh Prabowo. Sebagai seorang profesor dan menteri di era Orde Baru, Sumitro dikenal berperan besar dalam merumuskkan strategi pembangunan yang tidak hanya bertujuan pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pemerataan kesejahteraan sosial.
Dalam konteks ini, pengaruh pemikiran Sumitro terlihat jelas dalam upaya Prabowo untuk tetap mempertahankan nilai-nilai nasionalisme dan pragmatisme dalam pembangunan. Di satu sisi, ada keinginan untuk memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Indonesia, sementara di sisi lain, tetap mempertahankan hubungan baik dengan pihak asing yang dapat mendatangkan investasi.
Dalam retrospect, dapat dikatakan bahwa pemikiran Sumitro yang mengedepankan kesejahteraan sosial dan keadilan sangat relevan untuk diterapkan dalam konteks kebijakan saat ini. Namun, tantangan yang muncul dalam dunia yang semakin kompleks dan beragam justru menuntut adaptasi yang lebih cepat dan efisien dari pemerintah.
Seiring dengan dinamika yang ada, Prabowo harus mampu menerjemahkan ideologi tersebut ke dalam kebijakan yang tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif dan adaptif terhadap perubahan zaman. Masyarakat, melalui platform digital yang ada, kini lebih terlibat dalam diskusi mengenai kebijakan dan dapat dengan mudah memberikan umpan balik yang langsung mempengaruhi persepsi publik.
Dengan demikian, tantangan bagi Prabowo adalah bagaimana menjadikan kebijakan yang diambil tidak hanya sebagai respons terhadap situasi saat ini, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk masa depan yang lebih baik. Kesuksesan akan sangat bergantung pada konsistensi dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan yang transparan dan akuntabel.