www.rincilokal.id – Setiap generasi memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari yang lain, terutama dalam cara penampilan dan gaya hidup. Ketika kita melihat foto-foto dari tahun 70-an hingga 90-an, ada kesan bahwa wajah para remaja saat itu terlihat lebih dewasa dibandingkan dengan generasi saat ini.
Salah satu contoh nyata dapat dilihat pada foto anak-anak SMP di era tersebut. Dalam gambar tersebut, terlihat sekelompok anak dengan seragam putih-biru, yang menunjukkan gaya dan penampilan yang berbeda dengan siswa masa kini yang lebih cenderung modern. Beberapa di antaranya memiliki kumis, rambut gondrong, dan badan yang mungkin tampak lebih besar.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, mengapa remaja zaman dahulu tampak lebih dewasa? Ada dua alasan yang bisa menjelaskan fenomena ini, yang pertama adalah bias seleksi.
Perbedaan Penampilan Remaja Zaman Dulu dan Sekarang
Ketika membandingkan penampilan remaja masa lalu dengan saat ini, tampak jelas ada perbedaan signifikan. Di era digital, anak-anak SMP sering tampil lebih ‘bersih’ tanpa kumis atau rambut panjang, serta menggunakan produk skin care yang memberikan efek glowing pada wajah mereka.
Selain itu, mode pakaian yang dikenakan anak-anak zaman sekarang jauh lebih berbagai macam dan terpengaruh oleh tren internasional. Karena alasan tersebut, kita melihat foto-foto masa lalu seolah dihuni oleh individu yang lebih tua, padahal itu adalah bagian dari nostalgia generasi tertentu.
Satu hal yang patut dicatat adalah bahwa cara kita melihat masa lalu sering kali dipengaruhi oleh perspektif masa kini. Michael Stevens dari Vsauce menjelaskan ini sebagai bias seleksi, di mana kita mengabaikan konteks sejarah saat menilai penampilan orang di era sebelumnya.
Pengaruh Budaya Pop dan Tren pada Penampilan Remaja
Gaya penampilan seperti rambut gondrong dan kumis tebal di kalangan anak SMP pada tahun 70-an merupakan hasil dari budaya pop yang saat itu sedang berkembang. Misalnya, banyak remaja yang terinspirasi oleh gaya rambut Elvis Presley atau ikon musik Rhoma Irama, yang menjadi tren di kalangan anak muda pada zaman itu.
Tren tersebut membuat mereka berusaha untuk meniru penampilan orang-orang populer di sekitar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun ada perbedaan zaman, keinginan untuk mengekspresikan diri melalui penampilan adalah hal yang universal di setiap generasi.
Dengan melihat situasi ini, kita dapat memahami betapa pentingnya konteks kultural dalam membentuk penampilan fisik suatu generasi. Masyarakat pastinya juga mengalami perubahan dalam norma dan nilai yang mempengaruhi cara mereka berpenampilan.
Pola Tingkah Laku Terhadap Tren yang Berubah Seiring Waktu
Seiring berjalannya waktu, tren dalam masyarakat terus berubah dan beradaptasi. Pada masa kini, anak-anak muda sering kali mengikuti tren yang diperkenalkan oleh influencer media sosial, yang membuat mereka terpapar dengan satu jenis gaya yang sedang populer.
Namun, seiring berjalannya waktu, apa yang dianggap keren pada satu waktu bisa jadi terlihat ‘kuno’ di tahun-tahun mendatang. Ini mengingatkan bahwa setiap generasi memiliki tantangan dan tekanan tersendiri dalam dalam menentukan identitas mereka.
Kita juga dapat melihat bahwa fenomena ini seperti sebuah lingkaran. Tren yang dianggap kuno pada satu masa bisa kembali populer beberapa tahun kemudian, sehingga menciptakan siklus di mana penampilan dan gaya tidak pernah benar-benar mati.
Faktor Biologis dan Perubahan Umur Anak Muda Seiring Waktu
Alasan kedua yang menjelaskan mengapa remaja dulunya terlihat lebih dewasa berhubungan dengan faktor biologis. Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Yale School of Medicine dan University of South Carolina menunjukkan bahwa perubahan dalam usia biologis manusia telah terjadi dalam dua dekade terakhir.
Studi tersebut mempertanyakan pengertian tentang usia dan bagaimana kita memahami kesehatan serta perkembangan. Saat ini, anak muda mungkin terlihat lebih bugar dan lebih muda, berkat kemajuan dalam medis dan gaya hidup yang lebih sehat.
Namun, notasi bahwa anak-anak zaman dahulu terlihat lebih tua tidak serta merta mengurangi nilai dari penampilan mereka. Itu adalah refleksi dari budaya, norma, dan kondisi sosial yang mengitarinya pada saat itu.
Sejalan dengan itu, kita perlu membuat pemahaman yang lebih menyeluruh tentang bagaimana faktor-faktor ini berkontribusi pada cara kita melihat generasi sebelumnya dibandingkan dengan generasi saat ini. Perubahan ini tentu menjadi sebuah pelajaran berharga untuk setiap generasi dalam memahami evolusi budaya dan penampilan.