Pencipta ChatGPT Berikan Pesan Penting untuk Usia 62 Tahun

BacaJuga

Pemerintah Akan Batasi Telepon dan Video di Aplikasi Pesan, Berikut Alasannya

11 Aplikasi Populer di Indonesia Karya Mata-Mata Israel, Ini Daftarnya

www.rincilokal.id – CEO OpenAI Sam Altman mengungkapkan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) akan membawa perubahan signifikan dalam dunia kerja. Dalam pandangannya, beberapa pekerjaan yang ada saat ini mungkin akan hilang dan digantikan oleh mesin berbasis AI.

Meskipun banyak membahas dampak AI secara umum, Altman lebih menyoroti implikasi teknologi ini bagi individu yang menjelang masa pensiun. Ia mencemaskan generasi yang berusia 62 tahun ke atas, yang merasa sulit untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi terkini.

Dalam sebuah podcast, Altman menyatakan bahwa anak muda lebih siap menghadapi perubahan yang dibawa oleh teknologi, berkat kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan cepat. Menurutnya, adaptasi ini krusial dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh AI.

Altman percaya bahwa jika ia berada di usia 22 tahun saat ini, ia akan merasa beruntung dengan banyaknya peluang yang dihadirkan oleh AI. Ia menilai bahwa akses terhadap alat modern akan memungkinkan generasi muda untuk menyelesaikan tugas yang sebelumnya memerlukan banyak tenaga kerja.

Namun, bagi generasi yang lebih tua, meningkatkan keterampilan dan mempelajari cara menggunakan teknologi AI menjadi tantangan berat. Sebuah survei menunjukkan bahwa meski banyak yang pernah mendengar tentang AI, hanya sedikit yang merasa antusias untuk mempelajari lebih lanjut.

Dampak AI Terhadap Pekerjaan dan Kompetensi Generasi Tua

Hasil survei AARP mengungkapkan bahwa mayoritas individu berusia di atas 50 tahun merasa AI adalah sebuah ancaman yang akan menggeser posisi mereka di tempat kerja. Sekitar 61% dari responden menilai bahwa keberadaan AI bisa menjadi faktor yang membuat pekerjaan mereka terancam hilang.

Dalam konteks ini, Altman berpendapat bahwa dengan penggunaan AI, satu orang kini memiliki potensi untuk mendirikan perusahaan baru yang dapat mencapai valuasi fantastis. Hal ini memberi peluang besar kepada mereka yang berani berinovasi dan memanfaatkan sumber daya AI dengan baik.

Penggunaan kekuatan AI dapat menjadikan orang yang sebelumnya tidak terduga bertindak sebagai pengusaha yang mampu menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Altman menekankan bahwa mempelajari cara kerja AI adalah langkah penting untuk beradaptasi dalam dunia yang terus berkembang.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Jensen Huang, CEO Nvidia, yang menyatakan bahwa AI menyamakan kedudukan bagi semua orang. Dengan kemampuan untuk menulis perintah dalam bahasa alami, individu dari segala usia kini berhak untuk menciptakan produk dan layanan inovatif yang dapat mendatangkan keuntungan.

Dari sisi lain, Huang memperingatkan bahwa karyawan yang tidak mengadopsi teknologi AI cenderung akan kalah bersaing dengan mereka yang memanfaatkannya secara efektif. Oleh karenanya, pemahaman dan penerapan teknologi ini sangat penting bagi keberlangsungan karier di masa depan.

Persepsi Generasi Tua Terhadap Teknologi AI

Sementara itu, Dario Amodeo, CEO Anthropic, menawarkan pandangan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, AI dapat mengeliminasi berbagai pekerjaan, terutama pada tingkat entry-level dan posisi di sektor kerah putih. Prediksi ini menggugah kesadaran akan pentingnya adaptasi dan respons terhadap kemajuan teknologi.

Apalagi, dengan transformasi yang cepat di banyak industri, adaptasi terhadap AI menjadi semakin mendesak. Hal ini menimbulkan keprihatinan di kalangan pekerja yang sudah berusia lanjut, di mana sebagian besar dari mereka merasa terpinggirkan oleh perubahan yang berlangsung begitu cepat.

Altman meyakini bahwa dengan pendekatan yang tepat dalam pendidikan dan pelatihan, generasi tua dapat diberikan kesempatan untuk belajar dan beradaptasi. Meskipun jalannya tak mudah, kesediaan untuk berubah mungkin akan meringankan dampak negatif dari pergeseran teknologi yang sedang berlangsung.

AI: Peluang dan Tantangan di Masa Depan

Dalam diskusi tentang AI dan dampaknya, penting untuk menekankan bahwa keberhasilan masa depan juga tergantung pada bagaimana kita mendidik generasi mendatang. Pendidikan yang lebih terfokus pada keterampilan teknologi diharapkan dapat mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan yang kompleks.

Secara keseluruhan, transformasi yang dilakukan oleh AI bukan hanya soal menghilangkan pekerjaan, tetapi juga menciptakan peluang baru. Dengan memahami dan memanfaatkan teknologi ini, banyak individu yang mungkin menemukan jalan untuk sukses meskipun dalam situasi yang tampak menantang.

Dengan pendekatan yang proaktif, masyarakat dapat lebih siap untuk menghadapi dampak teknologi di tempat kerja. Kesadaran akan pentingnya adaptasi menjadi kunci dalam navigasi era AI yang semakin mendominasi.

Oleh karena itu, penting bagi setiap lapisan masyarakat untuk bersikap terbuka terhadap tuntutan baru di dunia kerja dan menjadikan teknologi sebagai alat bantu dalam menciptakan nilai yang lebih besar. Di akhir hari, penerapan AI dapat menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.