www.rincilokal.id – Pagi yang biasa di Pemakaman Gerbang Ilir, Cirebon, terdampak oleh peristiwa tak terduga pada 8 November 1989. Abas dan sembilan rekan kerjanya, yang merupakan penggali kubur, sedang bersiap untuk menyiapkan liang lahat bagi jenazah seorang warga bernama Sabur. Penggalian pun segera dimulai, dengan keadaan lokasi yang masih diselimuti embun pagi, menambah atmosfir misterius pada hari itu.
Tiba-tiba, saat alat menggali menyentuh tanah, Abas mendengar suara aneh yang tak biasa. Suara itu bukan berasal dari tanah lembek atau batu keras, melainkan suara dentingan logam yang tak terduga, memicu rasa keingintahuan yang mendalam.
Awalnya, Abas mengira benda yang didengarnya adalah batu kapur, namun saat diperiksa lebih lanjut, itu ternyata adalah logam bundar yang tertanam di dalam tanah. Merasa ada sesuatu yang luar biasa, mereka melanjutkan penggalian dengan hati-hati, didorong oleh rasa ingin tahu yang semakin besar.
Penemuan Mengejutkan di Pemakaman Cirebon
Selama proses penggalian, semakin banyak benda aneh bermunculan, termasuk dua logam memanjang dan dua puluh tujuh logam bulat, masing-masing seberat antara setengah hingga satu kilogram. Kejutan puncak terjadi ketika Abas, dalam upaya lebih mendalam, menemukan dua mahkota emas berkilauan yang menambah keheranan dan rasa tak percaya para penggali.
Mahkota tersebut terbuat dari emas murni 24 karat, masing-masing memiliki berat sekitar 1,2 kilogram. Total berat emas yang ditemukan mencapai 2,4 kilogram, yang pada saat itu bernilai sekitar Rp 24 juta, jumlah yang sangat signifikan mengingat harga bahan bakar saat itu hanya Rp 150 per liter.
Jika dinilai dengan harga emas saat ini, nilai kedua mahkota tersebut bisa mencapai Rp 2,8 miliar. Penemuan itu menimbulkan kegemparan di kalangan warga sekitar, yang tak lama kemudian melakukan pelaporan kepada pihak berwenang. Sementara itu, keberuntungan Abas dan rekan-rekannya tidak terungkap lebih lanjut, apakah mereka menerima imbalan dari penemuan yang luar biasa ini.
Misteri Asal Usul Mahkota Emas
Keberadaan mahkota emas itu diiringi oleh sejumlah misteri yang tidak terpecahkan. Tak ada tanda atau simbol sejarah yang mampu menjelaskan latar belakang penemuan tersebut. Di atas permukaan mahkota hanya terdapat ukiran berbentuk silang yang menambah kedalaman enigma.
Karena penemuan ini, kompleks pemakaman tersebut akhirnya ditutup untuk mencegah pencarian lebih lanjut serta menjaga kemungkinan harta karun lain yang mungkin masih terpendam di sana. Penutupan lokasi tersebut menimbulkan berbagai spekulasi dan ketertarikan di kalangan para pencari harta karun dan sejarawan.
Masyarakat sekitar pun kemudian beranggapan bahwa lokasi tersebut menyimpan lebih banyak harta karun yang tersembunyi, menambah daya tarik bagi pencari keberuntungan baru. Harta yang terpendam ini pun menjadi topik yang hangat diperbincangkan dan menarik minat banyak orang, baik dari kalangan lokal maupun luar.
Sejarah Penemuan Harta Karun di Tanah Jawa
Penemuan harta karun di Cirebon ternyata bukanlah yang pertama di Tanah Jawa. Salah satu harta karun paling terkenal adalah Harta Karun Wonoboyo yang terungkap pada tahun 1990 di Klaten. Pada tahun tersebut, banyak warga yang secara tiba-tiba menemukan benda-benda berharga berupa emas dengan berat bervariasi, termasuk penemuan spektakuler oleh seorang petani bernama Cipto Suwarno.
Cipto menemukan emas seberat 16 kilogram saat menggali tanah untuk pertanian pada 17 Oktober 1990. Barang-barang yang ditemukan juga sangat beragam, mulai dari bokor, tutup bokor, piring, cincin, hingga guci, menunjukkan bahwa harta tersebut memiliki nilai seni dan sejarah yang tinggi.
Para arkeolog menyimpulkan bahwa harta karun Wonoboyo berasal dari periode antara akhir abad ke-9 hingga pertengahan abad ke-10, ditandai oleh fitur dan ciri khas dari bentuk-bentuk yang ditemukan. Ukiran pada barang-barang tersebut menunjukkan pengaruh budaya yang sangat kaya, termasuk elemen religius dan perdagangan pada masa itu.
Koleksi Emas dalam Kebudayaan Kuno
Pada masa lalu, terutama dalam era Kerajaan Majapahit, masyarakat di Jawa memang dikenal gemar mengoleksi emas. Emas tidak hanya dijadikan barang perhiasan, tetapi juga disimpan karena nilai prestise dan fungsional dalam berbagai ritual serta perdagangan. Hal ini menunjukkan bahwa emas telah lama memainkan peran penting dalam aspek kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Pujian terhadap kebiasaan unik ini muncul dari berbagai penjelajah asing yang membuktikan betapa kaya dan variatifnya budaya lokal. Misalnya, penjelajah Tiongkok melaporkan penemuan emas biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk peralatan makan yang terbuat dari logam mulia.
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan mengoleksi emas ini menumpuk menjadi harta karun yang terpendam, menunggu untuk ditemukan kembali oleh generasi-generasi berikutnya. Setiap penemuan harta karun menghadirkan harapan dan rasa penasaran terkait sejarah yang mengelilingi objek-objek berharga tersebut.