www.rincilokal.id – Kejahatan siber terus berkembang dengan pesat, dan semakin banyak teknik baru yang muncul, semakin berisiko data pengguna terancam. Data-data sensitif, termasuk informasi keuangan, dapat dicuri dengan berbagai cara yang semakin canggih, memerlukan kewaspadaan ekstra dari seluruh pengguna internet.
Temuan terbaru oleh para peneliti menunjukkan bahwa serangan siber kini menargetkan pengguna PC Windows melalui iklan berbahaya yang beredar di dunia maya. Modus operandi serangan ini melibatkan iklan yang sengaja menutupi layar web, dan di dalamnya tersembunyi malware yang dapat merugikan para pengguna.
Ketika pengguna secara tidak sengaja mengklik iklan-iklan tersebut, mereka akan diarahkan ke halaman yang menampilkan Captcha palsu atau pesan kesalahan yang dirancang untuk mengelabuhi pengguna. Hal ini bertujuan untuk mendorong pengguna agar mendownload malware berbahaya yang dikenal dengan sebutan stealer.
Statistik dan Dampak Serangan Siber yang Makin Menakutkan
Vasily Kolesnikov, seorang pakar keamanan, menjelaskan bahwa penjahat siber kini membeli slot iklan untuk memperluas jangkauan serangan mereka. Dengan banyaknya pengguna yang terpapar iklan ini, mereka dapat menyasar lebih banyak korban dengan modus serangan yang semakin inventif.
Pihaknya menekankan pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi berbagai perintah yang muncul di layar. Pesan kesalahan palsu dan perintah Captcha dari iklan berbahaya mengharuskan pengguna untuk berpikir kritis agar tidak terjebak dalam jebakan yang disiapkan oleh para penjahat.
Captcha, yang sering kali digunakan untuk membedakan antara manusia dan bot, kini juga disalahgunakan. Penyerang memanfaatkan teknik baru dengan menampilkan Captcha palsu, berpotensi membahayakan banyak pengguna terutama mereka yang mengunjungi situs game.
Mekanisme Malware dan Risiko yang Dihadapi Pengguna Internet
Malware bernama Lumma ini dirancang khusus untuk mencuri berbagai informasi sensitif seperti aset kripto dan data pengelola kata sandi. Begitu pengguna mengklik tombol “Saya Bukan Robot”, skrip berbahaya dapat tersalin ke clipboard mereka, yang dapat menyebabkan lebih banyak kerugian.
Setelah pengguna menempelkan skrip tersebut ke terminal, malware akan secara otomatis diunduh dan diluncurkan. Hal ini memungkinkan penjahat untuk mengambil alih kontrol perangkat yang terinfeksi dan mengakses informasi sensitif di dalamnya.
Kaspersky mencatat bahwa lebih dari 140.000 insiden terkait iklan berbahaya terjadi hanya dalam dua bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, lebih dari 20.000 pengguna terpancing untuk mengunjungi halaman-halaman palsu yang berisi skrip berbahaya.
Gejala dan Tanda-tanda Terkena Serangan Siber
Pengguna adalah kelompok yang paling rentan terhadap serangan ini, terutama di negara-negara seperti Brasil, Spanyol, Italia, dan Rusia. Para penyerang tampaknya memang menargetkan wilayah dengan tingkat pengguna internet yang tinggi untuk memaksimalkan dampak serangan mereka.
Penting bagi setiap pengguna untuk mengenali tanda-tanda serangan siber. Jika pengguna mendapati perangkat mereka berjalan lebih lambat dari biasanya atau menemukan aplikasi yang tidak mereka pasang, ada kemungkinan perangkat mereka telah terinfeksi oleh malware.
Dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai tanda-tanda ini, pengguna dapat melakukan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif. Menjadi selangkah lebih maju dapat membantu mengurangi risiko terjadinya pencurian data yang semakin marak.
Pencegahan dan Tindakan Skala Terencana untuk Menghadapi Ancaman Ini
Para ahli keamanan mengimbau agar pengguna lebih berhati-hati dan tidak sembarangan mengikuti perintah atau mengklik iklan yang muncul tanpa pikir panjang. Selain itu, menjaga keamanan perangkat dengan memperbarui software antivirus juga sangat dianjurkan.
Melakukan pengecekan rutin terhadap aktivitas perangkat dan memanfaatkan fitur keamanan seperti autentikasi dua faktor juga dapat membantu melindungi informasi sensitif. Setiap tindakan proaktif dapat membuat perbedaan dalam mencegah serangan siber yang merugikan.
Penting juga untuk berbagi informasi ini dengan orang lain. Dengan meningkatnya kesadaran kolektif, masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi dan menanggulangi kejahatan siber yang terus mengintai di dunia digital.