www.rincilokal.id – Harta kekayaan Liana Saputri dan Jhony Saputra, anak dari pengusaha ternama Haji Isam, mengalami penurunan signifikan. Penurunan ini terkait dengan nilai saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) yang dimiliki oleh keduanya, menimbulkan dampak besar terhadap total kekayaan mereka.
Dalam perdagangan yang berlangsung pada tanggal 22 Juli 2025, harga saham PGUN mengalami penurunan dramatis, merosot hingga 12,7% ke level 620 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 3,56 triliun. Pada sesi perdagangan lebih lanjut, saham tersebut bahkan menukik hingga 15% ke level 605, setelah sebelumnya mencatatkan kenaikan 20% pada hari sebelumnya.
Akibat dari penurunan harga saham ini, total kekayaan gabungan Liana dan Jhony mengalami dampak yang cukup besar. Mereka mencatatkan kerugian sebesar Rp 264,02 miliar, membawa nilai kekayaan gabungan mereka menjadi Rp 2,73 triliun, meskipun di hari sebelumnya terlihat pertumbuhan sekitar Rp 484,68 miliar.
Analisis Kinerja Saham PGUN dan Dampaknya
Saham PGUN memang cukup berfluktuasi dalam beberapa waktu terakhir, mencerminkan kondisi pasar yang volatile. Pada penutupan transaksi kemarin, harga saham tersebut telah merosot lebih dari 50% dari puncaknya yang pernah tercatat di harga Rp 1.350 per saham.
Pada titik tertinggi yang tercatat awal Januari 2023, kekayaan gabungan Liana dan Jhony mencapai Rp 6,53 triliun, yang setara dengan masing-masing Rp 3,26 triliun. Hal ini menggambarkan posisi mereka yang cukup kuat sebagai pemegang saham, namun kini situasinya sangat berbeda.
Meski mengalami penurunan drastis, saham PGUN masih menunjukkan pertumbuhan pesat sebesar 491% dibandingkan dengan harga saat penawaran umum perdana lima tahun lalu. Namun, tren ini tidak mengurangi efek negatif dari penurunan saham yang terjadi saat ini.
Penyebab Penurunan Nilai Kekayaan Anak Haji Isam
Penyusutan harta Liana dan Jhony dapat diatribusikan kepada beberapa faktor. Pertama, kinerja perusahaan yang tidak memuaskan menjadi alasan utama di balik penurunan tajam ini. Perubahan dalam strategi bisnis dan keputusan investasi menjadi sorotan utama yang memengaruhi hasil yang diraih perusahaan.
Kedua, adanya aksi divestasi di mana kedua anak Haji Isam mengurangi kepemilikan sahamnya di PGUN dari 84,32% menjadi 76,69%. Penjualan sekitar 4,4 miliar saham kepada PT Baramega Citra Mulia Persada dengan total dana sebesar Rp 352 miliar semakin memperburuk situasi keuangan mereka.
Ketika nilai saham terjun bebas, dampaknya tak hanya pada portofolio mereka, tetapi juga pada citra dan reputasi sebagai pengusaha muda. Pergerakan pasar yang tidak mendukung juga menunjukkan ketidakpastian dalam dunia investasi, yang semakin memengaruhi kondisi finansial mereka.
Strategi dan Latar Belakang Pendidikan Kedua Anak Pengusaha
Liana dan Jhony bukan sekadar pewaris, mereka juga aktif dalam manajemen dan pengambilan keputusan strategis di perusahaan. Liana, yang menjabat sebagai Komisaris Utama PGUN, memiliki latar belakang pendidikan di bidang Manajemen Bisnis dari Santa Monica College, Los Angeles.
Di sisi lain, Jhony, yang beranjak dewasa di dunia bisnis, memiliki bukti pendidikan yang menunjukkan komitmennya terhadap dunia usaha. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMA Al Azhar Jakarta dan juga terlibat dalam bisnis dalam Grup Jhonlin milik Haji Isam.
Pendidikan yang solid dan pengalaman yang ada di lapangan menjadi bagian penting dalam strategi mereka untuk tetap bertahan dalam dunia bisnis yang kompetitif. Namun, bahkan dengan semua keahlian ini, situasi pasar dapat menimbulkan tantangan yang tidak terduga.
Prospek Masa Depan dan Perencanaan Keuangan
Kedua anak Haji Isam kini dihadapkan pada tantangan untuk merumuskan ulang strategi keuangan mereka. Dengan fluktuasi yang signifikan dalam nilai saham, penting bagi mereka untuk melakukan analisis mendalam terhadap arah dan prospek PGUN di masa depan.
Investasi cerdas dan pemilihan tren bisnis yang tepat perlu menjadi fokus utama. Memperkuat basis pendukung melalui diversifikasi investasi dan eksplorasi sektor baru bisa menjadi cara untuk mengurangi risiko yang dihadapi saat ini.
Lebih jauh lagi, kembalinya tren positif di pasar saham dapat menjadi peluang bagi mereka untuk kembali memperkuat posisi serta menambah nilai kekayaan. Perencanaan yang baik dan pemantauan yang ketat terhadap kondisi pasar dapat membangun kembali reputasi dan kekayaan yang sempat menurun.