www.rincilokal.id – Konsumsi berlebihan terhadap berbagai minuman seperti kopi susu dan matcha dapat meningkatkan risiko diabetes, bahkan pada usia muda. Mengingat hal ini, penting bagi generasi muda untuk mengenali gejala diabetes dan memantau kadar gula darah secara rutin.
Menurut seorang dokter spesialis penyakit dalam, banyak orang muda saat ini tidak menyadari bahwa mereka bisa masuk dalam kategori prediabetes. Prediabetes adalah fase awal sebelum diabetes yang ditandai dengan kadar gula darah puasa antara 100 hingga 125 mg/dL, berbeda dengan kadar normal yang seharusnya berkisar antara 70 hingga 90 mg/dL.
Melalui deteksi dini, kita bisa mencegah perkembangan yang lebih serius dari prediabetes menjadi diabetes tipe 2. Kondisi ini bisa dikatakan diabetes ketika kadar gula darah puasa melebihi 126 mg/dL.
Gejala awal diabetes sering kali dianggap sepele, seperti rasa lapar yang meningkat dan rasa lelah yang tidak biasa. Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan insulin, hormon yang berperan penting dalam pengaturan kadar gula darah.
Dampak dari kurangnya insulin ini menyebabkan tubuh mengalami kesulitan dalam menyerap glukosa untuk menjadi energi. Akibatnya, individu akan merasa lebih lelah dan lapar lebih cepat daripada biasanya.
Gejala lainnya yang perlu diperhatikan adalah frekuensi buang air kecil yang meningkat. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan tubuh mengeluarkan lebih banyak cairan dalam bentuk urin, yang juga berujung pada rasa haus yang berlebihan.
Gejala Awal yang Harus Diwaspadai
Di samping rasa haus, gejala lain berupa penurunan berat badan yang tidak wajar juga harus dicermati. Dalam beberapa kasus, individu dapat kehilangan berat badan meskipun pola makannya tidak berubah, karena tubuh tidak efektif menyerap energi dari makanan.
Selain itu, perubahan penglihatan, seperti kaburnya penglihatan, juga menjadi salah satu tanda diabetes. Hal ini terjadi ketika kadar cairan dalam tubuh berubah, yang menyebabkan pembengkakan pada lensa mata dan mengakibatkan kaburnya penglihatan.
Masalah penglihatan ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius seperti retinopati diabetik yang dapat mengancam kebutaan. Oleh karena itu, pemeriksaan mata secara berkala sangat dianjurkan bagi mereka yang berisiko terkena diabetes.
Gejala lain yang sering muncul adalah kesemutan atau mati rasa, terutama di tangan dan kaki. Ini disebabkan oleh kerusakan saraf akibat tingginya kadar gula darah, yang disebut neuropati diabetik.
Kondisi ini dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan, seperti rasa panas, nyeri tajam, dan bahkan hilangnya kemampuan merasakan sakit. Komplikasi ini dapat meningkatkan risiko luka yang tidak diketahui oleh penderitanya, yang tentunya sangat berbahaya.
Pentingnya Deteksi Dini dan Pemantauan Kesehatan
Jika Anda mulai merasakan gejala-gejala tersebut, disarankan untuk melakukan deteksi risiko diabetes di berbagai fasilitas kesehatan. Beberapa tempat bahkan menyediakan layanan skrining yang didukung oleh teknologi kecerdasan buatan untuk diagnosis lebih akurat.
Di beberapa rumah sakit, terdapat klinik khusus untuk pemeriksaan gula darah dan konsultasi dokter. Layanan ini bertujuan untuk memberikan manajemen kesehatan yang komprehensif bagi individu yang berisiko diabetes.
Pemantauan gaya hidup sehat juga dapat diaplikasikan dengan bantuan aplikasi yang terintegrasi. Aplikasi tersebut dapat memantau aktivitas fisik sehari-hari serta membantu menghitung detak jantung dan kalori terbakar.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan menerapkan pola makan yang seimbang dan meningkatkan aktivitas fisik. Ini merupakan langkah preventif yang sangat efektif untuk menurunkan risiko diabetes dan penyakit kronis lainnya.
Selain itu, berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter dapat memberikan panduan yang tepat dalam memilih nutrisi yang sesuai untuk pola makan sehari-hari.
Ragam Cara Mencegah Diabetes Sejak Dini
Penerapan gaya hidup sehat tidak hanya melibatkan pola makan, tetapi juga mencakup olahraga yang teratur. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol kadar gula darah.
Di sisi lain, menghindari stres juga penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Stres yang berkepanjangan dapat memicu pelepasan hormon yang dapat meningkatkan kadar gula darah, membuat tubuh lebih rentan terhadap diabetes.
Penting juga untuk memerhatikan faktor genetik dan riwayat kesehatan keluarga. Jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes, maka penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Menjaga berat badan ideal juga menjadi salah satu langkah yang bisa dilakukan. Berat badan yang berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan berbagai komplikasi kesehatan lainnya.
Terakhir, ikut serta dalam program atau komunitas yang berfokus pada gaya hidup sehat juga dapat memberikan motivasi. Aktif dalam kegiatan kelompok dapat membantu individu untuk tetap berkomitmen terhadap pola hidup sehat.