www.rincilokal.id – Dalam dunia keuangan, kolaborasi antar entitas menjadi kunci untuk menciptakan inklusi keuangan yang lebih baik. Sinergi antara berbagai lembaga keuangan telah terbukti mampu meningkatkan aksesibilitas bagi pelaku usaha mikro dan ultra mikro di Indonesia.
Holding Ultra Mikro (UMi) merupakan langkah strategis yang melibatkan beberapa entitas, termasuk perbankan dan lembaga keuangan non-bank. Melalui inisiatif ini, diharapkan pelaku usaha kecil dapat memperoleh akses yang lebih baik terhadap sumber permodalan dan layanan keuangan lainnya.
Sampai dengan kuartal II-2025, Holding UMi berhasil mencatatkan total pembiayaan mencapai Rp 631,9 triliun, yang mencakup 34,7 juta debitur aktif. Dengan capaian ini, pelaku usaha mikro diharapkan dapat bertumbuh dan beradaptasi lebih baik dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Strategis Holding Ultra Mikro dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Sinergi yang terbangun antara PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan lembaga lain seperti PT Pegadaian serta PT Permodalan Nasional Madani (PNM) tidak hanya bertujuan untuk menyediakan akses permodalan, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di level akar rumput. Masyarakat kecil yang seringkali terpinggirkan menjadi fokus utama dari inisiatif ini.
Menurut Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, capaian positif yang diperoleh mencerminkan komitmen lembaga-lembaga tersebut dalam mendukung kewirausahaan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan memberantas kemiskinan di berbagai daerah.
BRI, melalui program-program pemberdayaan berkelanjutan, telah melaksanakan berbagai inisiatif seperti Rumah BUMN dan Desa BRILiaN yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha. Melalui program ini, pelaku usaha mikro diajarkan mengenai literasi keuangan dan manajemen usaha.
Inovasi Layanan dan Aksesibilitas bagi Pelaku Usaha Mikro
Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah outlet SenyuM yang tersebar di berbagai daerah, memungkinkan nasabah untuk mengakses layanan keuangan tanpa harus jauh-jauh ke kantor cabang. Ini memberikan kemudahan bagi pelaku usaha mikro yang berada di daerah terpencil.
Pendampingan yang diberikan oleh BRI tidak hanya terbatas pada aspek finansial, tetapi juga mencakup berbagai aspek non-finansial. Dengan melakukan pelatihan dan edukasi, diharapkan pelaku usaha mikro dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar.
Ketika berbicara tentang pertumbuhan, BRI mencatat penyaluran kredit yang terus mengalami peningkatan. Pada Juni 2025, total penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.416,62 triliun, dengan pertumbuhan 6% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Porsi terbesar penyaluran kredit adalah untuk segmen UMKM, mencerminkan fokus BRI dalam mendukung sektor ini.
Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Inklusi Keuangan
Pemerintah juga memiliki peran signifikan dalam mendorong inclusiveness di sektor keuangan. Dengan berbagai program dan kebijakan yang mendukung, diharapkan dapat tercipta ekosistem yang lebih inklusif. Aksesibilitas layanan keuangan yang lebih baik menjadi salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional.
Kolaborasi antara sektor publik dan swasta semakin terlihat dalam upaya mempermudah akses bagi pelaku usaha mikro. Pemerintah dan lembaga keuangan diharapkan dapat terus bersinergi untuk menciptakan peluang yang lebih banyak bagi masyarakat.
Melalui pendekatan yang holistik, diharapkan program-program yang ada dapat membawa dampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berbasis kerakyatan menjadi tujuan utama dalam setiap inisiatif yang dilaksanakan oleh pemerintah dan lembaga keuangan.
Kesimpulan: Menuju Ekonomi Berbasis Kerakyatan yang Berkelanjutan
Secara keseluruhan, sinergi strategis Holding Ultra Mikro menjadi salah satu langkah penting dalam menciptakan inklusi keuangan di Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya mendukung pelaku usaha mikro dalam mendapatkan akses permodalan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Dengan kolaborasi yang kuat antara berbagai lembaga, diharapkan dapat muncul inovasi yang semakin mempermudah pelaku usaha dalam menjalankan usahanya. Fokus pada peningkatan kompetensi dan daya saing akan sangat menentukan keberhasilan usaha mikro di masa depan.
Melanjutkan sinergi ini, semua pihak diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam upaya menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip kerakyatan, perekonomian Indonesia berpotensi menjadi lebih kuat dan tangguh di masa mendatang.