www.rincilokal.id – Pada tahun 2018 hingga 2021, Shein, raksasa e-commerce asal China, beroperasi di Indonesia tetapi harus menghentikan aktivitasnya akibat regulasi pemerintah. Ketakutan akan dampak negatif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi faktor utama di balik keputusan tersebut.
Pemerintah Indonesia khawatir dengan kehadiran Shein yang menawarkan produk dengan harga sangat kompetitif, sehingga dapat mengancam keberadaan UMKM lokal. Pada dasarnya, model bisnis Shein yang langsung menjual barang dari pabrik ke konsumen menyulitkan pesaing lokal untuk bersaing.
Temu, pesaing Shein yang juga berasal dari China, menghadapi nasib serupa dan dilarang beroperasi di pasar Indonesia. Meskipun demikian, kedua platform tersebut berupaya untuk terus memperluas pasar mereka ke negara-negara lain, meskipun terhambat oleh kebijakan perdagangan internasional yang ketat, terutama dari Amerika Serikat.
Kebijakan tarif yang tinggi yang diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, menjadikan tantangan lebih berat bagi Shein dan Temu. Penghapusan kebijakan ‘de-minimis’ yang memberi pengecualian bea masuk untuk barang murah juga membuat kondisi semakin sulit bagi keduanya.
Strategi Baru Shein di India dan Dampaknya terhadap Pasar
Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi, Shein tetap optimis untuk melebarkan sayapnya, salah satunya dengan kembali ke pasar India setelah sebelumnya dilarang pada tahun 2020. Dengan menerapkan strategi baru, Shein berhasil menciptakan dampak yang signifikan di sektor fashion cepat.
Setelah lima tahun dengan hambatan, kembali hadirnya Shein di India telah disambut dengan antusiasme yang tinggi dari konsumen. Menurut firma konsultan Redseer, sektor mode cepat India mengalami lonjakan pertumbuhan yang cukup menjanjikan, antara 30 hingga 40 persen.
Namun, pertumbuhan itu bukan tanpa konteks. Selama periode yang sama, pasar apparel secara keseluruhan hanya tumbuh 6 persen, menunjukkan bahwa konsumen beralih dari barang elektronik mahal menuju produk yang lebih terjangkau. Ini mencerminkan perubahan pola belanja masyarakat India.
Pengalihan minat pembeli ke barang berharga antara US$5 hingga US$8 membuktikan bahwa Shein berada di jalur yang tepat. Kolaborasi strategis antara Shein dan Reliance, salah satu konglomerat terbesar di India, juga menjadi nilai tambah bagi mereka.
Kerjasama ini memungkinkan Shein untuk menjalin koneksi dengan lebih dari seribu pabrik di India, yang berfungsi untuk mempercepat rantai pasok dan produksi. Dengan demikian, siklus inventaris yang sebelumnya memakan waktu 60 hari dapat dipangkas menjadi 40 hari, menghemat sumber daya secara signifikan.
Penerimaan Masyarakat Terhadap Kehadiran Shein
Kehadiran Shein di India juga mendapat respons positif dari masyarakat. Laporan terbaru menunjukkan ada sekitar 650 ribu pengguna aktif bulanan yang menggunakan aplikasi Shein, dengan frekuensi akses mencapai 18 kali per bulan. Ini menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap produk yang ditawarkan.
Durasi sesi aplikasi yang lebih dari tiga menit menunjukkan bahwa pengguna tidak hanya sekedar melihat, tetapi juga berinteraksi lebih dalam dengan platform. Hal ini menciptakan peluang bagi Shein untuk memperkuat kehadirannya dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Dengan memanfaatkan kehadiran 400 gerai Reliance Trends sebagai area produksi, Shein menegaskan bahwa mereka tidak perlu membangun infrastruktur dari nol. Model ini memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah.
Reliance juga berencana untuk mengekspor produk hasil kolaborasi ini ke pasar internasional, termasuk ke Amerika Serikat dan Inggris. Langkah ini tentunya memberikan keuntungan kompetitif karena mampu menghindari tarif yang sering dikenakan pada produk yang berasal dari China.
Prospek dan Tantangan ke Depan untuk Shein
Meskipun Shein mengalami keberhasilan awal di India, tantangan yang lebih besar masih menanti. Persaingan dalam sektor mode cepat semakin ketat, terutama dengan munculnya para pesaing baru yang berusaha merebut perhatian konsumen. Inovasi dan daya saing menjadi kunci untuk tetap relevan di pasar.
Kebijakan perdagangan internasional yang berubah-ubah juga dapat memengaruhi strategi Shein di pasar global. Pengawasan terhadap produk yang dijual dapat menjadi tantangan, terutama dalam menghadapi regulasi yang ketat di negara-negara barat.
Selain itu, isu keberlanjutan dalam industri fashion juga perlu dihadapi oleh perusahaan seperti Shein. Konsumen semakin sadar akan dampak lingkungan dari industri fashion dan menuntut praktik yang lebih berkelanjutan dalam rantai pasok.
Dengan perhatian yang semakin besar terhadap keberlanjutan, Shein perlu meninjau dan mengevaluasi kebijakan serta praktik operasionalnya. Langkah-langkah konversi menjadi lebih ramah lingkungan juga akan menjadi hal penting untuk meraih kepercayaan konsumen di masa depan.
Secara keseluruhan, meskipun Shein telah menemukan peluang baru di pasar India, tantangan yang kompleks tetap ada. Responsivitas dan adaptasi terhadap perubahan pasar akan menjadi kunci bagi kesuksesan jangka panjang mereka.