www.rincilokal.id – Jakarta – Ternyata, minat warga Korea Selatan untuk menjalani operasi pembesaran alat kelamin, khususnya penis, mengalami lonjakan dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai metode, seperti ‘sunflower surgery’ atau ‘T-Ring Surgery’, serta transfer lemak, menjadi pilihan bagi banyak pria di negara ini, demi mendapatkan kepercayaan diri yang lebih saat berinteraksi secara intim.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah kisah Lim, seorang pekerja kantoran berusia 30 tahun yang terkejut setelah mengetahui pacarnya menjalani operasi implan silikon berbentuk manik-manik di bawah kulit kepala penis. Operasi ini diharapkan dapat membuat penis terlihat lebih besar dan memberikan sensasi yang lebih intens saat berhubungan intim.
“Awalnya saya kaget, namun setelah itu saya merasa senang dengan keputusan pacar saya,” kata Lim, menggambarkan pengalaman emosionalnya. Tak dapat dipungkiri, ukuran alat kelamin seringkali menjadi simbol prestise dan dapat memengaruhi hubungan seseorang.
Operasi semacam ini tidak luput dari alasan mendasar; selain menambah ketebalan, prosedur ini juga diyakini dapat meningkatkan rangsangan pada pasangan. Banyak yang berpendapat bahwa ukuran yang besar dapat menciptakan sensasi orgasme yang lebih kuat. Namun, ukuran ideal setiap orang bervariasi dan seringkali ditentukan oleh budaya serta norma sosial.
Historisnya, ukuran penis yang dianggap ideal berbeda-beda di berbagai budaya. Para sejarawan menyebutkan bahwa orang-orang Yunani kuno melihat penis kecil sebagai simbol dari kecantikan dan budaya tinggi. Hal ini tercermin dalam karya Paul Chrystal, yang menyentuh aspek ini dalam bukunya.
Meskipun demikian, dalam konteks modern di Korea Selatan, pembesaran penis berubah menjadi tren di kalangan pria. Banyak dari mereka merasa tertekan oleh standar sosial yang menuntut ukuran penis yang lebih besar, menjadikannya tema umum dalam obrolan dan humor di masyarakat.
Hal ini terlihat pada kasus Ha, seorang mantan bintara angkatan darat berusia 35 tahun, yang melakukan operasi ini sekitar satu dekade lalu. Menurutnya, harga untuk prosedur dasar dapat berkisar 500.000 won, dan meskipun ada rasa sakit, ia merasa puas dengan hasilnya. “Saya merasa lebih percaya diri,” katanya.
Tren Prosedur Pembesaran Penis di Korea Selatan
Pembesaran alat kelamin di Korea Selatan kini menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak orang. Dengan berbagai teknik yang tersedia, banyak pria mencari solusi untuk meningkatkan ukuran penis mereka. Operasi cangkok lemak juga menjadi pilihan populer yang menawarkan harapan akan hasil yang lebih alami.
Seorang mahasiswa bernama Kim Min-jae, yang berusia 25 tahun, juga pernah menjalani operasi ini di sebuah klinik di Gangnam. Ia mengaku terpuruk setelah menyadari ukuran penisnya berada di bawah rata-rata, yang membuatnya mengambil keputusan untuk menjalani prosedur. “Setelah operasi, saya merasa lebih percaya diri,” ujarnya sambil berbagi pengalamannya.
Kim memilih metode faloplasti transfer lemak, di mana lemak dari tubuhnya diambil dan disuntikkan ke dalam penis untuk menambah ukuran lingkar. Dalam beberapa bulan setelah operasi, ia mengaku mengalami peningkatan yang signifikan dan merasa lebih puas saat berhubungan intim.
Menariknya, Dr. Lee Haeng-nam, seorang spesialis urologi, menjelaskan bahwa metode cangkok lemak memiliki keunggulan, seperti mengurangi risiko reaksi alergi karena menggunakan lemak tubuh sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mengalami tingkat kepuasan yang tinggi setelah operasi ini.
Dari riset yang diterbitkan dalam jurnal medis, tingkat kepuasan pasien terkait prosedur ini ditemukan mencapai 92 persen, menunjukkan bahwa banyak pria merasa senang dengan hasilnya. Namun, penting untuk menyadari bahwa hasil dapat bervariasi dan tergantung pada masing-masing individu.
Pentingnya Mengetahui Risiko dan Komplikasi
Di balik semua keuntungan yang ditawarkan, perlu dicatat bahwa prosedur pembesaran penis juga memiliki risiko. Asosiasi Urologi Amerika menekankan bahwa banyak teknik pengobatan tersebut tidak hanya tidak efektif, tetapi juga dapat memiliki dampak berbahaya bagi pasien. Oleh karena itu, penting bagi calon pasien untuk melakukan penelitian yang menyeluruh dan berkonsultasi dengan spesialis.
Pengalaman seorang pengguna anonim di forum daring menggambarkan pengalaman buruk setelah menjalani pembesaran penis. Dia mengalami rasa sakit yang hebat dan peradangan yang membuatnya harus menjalani prosedur lanjutan. Fenomena seperti ini menunjukkan bahwa tidak semua prosedur berjalan mulus.
Pada akhirnya, setiap orang harus mempertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan untuk menjalani operasi. “Saya merasa sangat tidak nyaman setelah prosedur dan hanya merasakan sedikit peningkatan,” keluhnya. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya memahami semua aspek dari tindakan medis tersebut sebelum memutuskan untuk melanjutkan.
Prosedur pembesaran penis mungkin menjadi tren di Korea Selatan, namun seharusnya diiringi dengan pemahaman akan risiko dan potensi komplikasi. Setiap pria perlu membuat keputusan yang tepat berdasarkan pengetahuan, kesadaran diri, dan konsultasi medis yang baik.
Rata-rata ukuran penis pria Korea diperkirakan berada dalam kisaran 6 hingga 7 cm saat lembek, namun banyak yang berjuang dengan ketidakpuasan, terutama mereka yang memiliki ukuran di bawah rata-rata. Pada akhirnya, langkah ini bukan hanya tentang ukuran, tetapi juga tentang rasa percaya diri dan kenyamanan dengan diri sendiri.