Indonesia Airlines (INA) adalah maskapai baru yang resmi dibentuk oleh Calypte Holding Pte. Ltd., perusahaan asal Singapura, pada 7 Maret 2025. Chief Executive Officer (CEO) dari INA, Iskandar, mengungkapkan bahwa INA merupakan maskapai komersial pertama di Indonesia yang hanya fokus pada penerbangan internasional.
Fokus bisnis ini didasarkan pada hasil studi kelayakan yang menyatakan bahwa Indonesia sebagai pasar penerbangan internasional memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Dengan pertumbuhan mobilitas masyarakat yang pesat, permintaan akan layanan penerbangan yang berkualitas tinggi semakin meningkat, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menarik untuk diperluas.
Armada dan Layanan Kenyamanan Internasional
PT Indonesia Airlines Group akan memulai operasional dengan mengoperasikan 20 pesawat yang dirancang untuk memberikan kenyamanan bertaraf internasional bagi para penumpang. Armada terdiri dari 10 unit pesawat berbadan kecil jenis Airbus A321neo atau A321LR dan 10 unit pesawat berbadan lebar seperti Airbus A350-900 serta Boeing 787-9. Dengan kombinasi ini, Indonesia Airlines bertujuan untuk menawarkan pengalaman terbang yang lebih premium dan mengesankan.
Melalui penggunaan armada modern dan nyaman, maskapai ini ingin memastikan kenyamanan bagi setiap penumpang. Penumpang akan disuguhkan suasana penerbangan yang tidak hanya efisien tetapi juga menyenangkan, sejalan dengan standar layanan internasional.
Peluang Pasar Penerbangan Internasional di Indonesia
Ketertarikan untuk mendirikan Indonesia Airlines muncul dari pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah penumpang domestik dan internasional. Dengan populasi besar dan sektor pariwisata yang terus berkembang, Indonesia berpotensi menjadi pasar penting dalam industri penerbangan global. Kualitas layanan penerbangan yang ditawarkan menjadi kunci untuk meraih pangsa pasar ini.
Indonesia Airlines hadir untuk meningkatkan konektivitas udara dan memberikan alternatif bagi masyarakat, sehingga mereka dapat menikmati produk dan layanan yang layak sesuai dengan harapan mereka. Dengan meningkatkan infrastruktur penerbangan, maskapai ini berharap tercipta peluang baru yang dapat mempermudah masyarakat dalam bepergian.
Visi dan Misi Maskapai untuk Masa Depan
Peresmian Indonesia Airlines dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta, di mana CEO Iskandar menyampaikan visi yang besar untuk maskapai ini. Visi mereka adalah untuk menjadi simbol global kemakmuran Indonesia, di mana kemewahan dan keramahtamahan budaya Indonesia diperkenalkan kepada dunia. Mereka berkomitmen untuk mendefinisikan ulang perjalanan dengan layanan premium di mana keselamatan menjadi prioritas utama.
Dengan pengalaman Iskandar yang luas di industri ini, diharapkan ia dapat membawa Indonesia Airlines meraih sukses. Ia pernah bekerja di perusahaan-perusahaan terkemuka dan kini, dengan pengalamannya, ia berupaya untuk memimpin maskapai ini dengan inovasi dan pelayanan yang terbaik.
Konsep Layanan dan Inovasi dalam Penerbangan
Indonesia Airlines memanfaatkan inovasi dalam pelayanannya. Maskapai ini menawarkan pengalaman penerbangan komersial yang menyamai kemewahan penerbangan jet pribadi, dengan fokus pada pelayanan eksklusif untuk para penumpangnya. Melalui pendekatan ini, Indonesia Airlines ingin memberikan pengalaman terbang yang tidak hanya nyaman tetapi juga luar biasa bagi para penumpang.
Ini merupakan langkah yang strategis, mengingat tingginya permintaan akan penerbangan kelas atas. Dengan mengusung konsep End to End Service, maskapai ini merencanakan untuk melayani 48 kota di 30 negara dalam lima tahun pertama operasionalnya.
Keputusan untuk tidak memasuki pasar domestik menunjukkan fokus yang kuat terhadap segmen premium yang dianggap belum banyak mendapatkan perhatian dari maskapai lain. Hal ini memungkinkan Indonesia Airlines untuk mengisi kekosongan yang ada dan mengambil posisi di pasar penerbangan internasional.
dari semua ini, diharapkan kehadiran Indonesia Airlines dapat memberikan pilihan penerbangan yang lebih bervariasi dan layanan berkualitas tinggi, mirip dengan yang ditawarkan oleh maskapai internasional lainnya.
Reporter: Malika Andin
Editor: Novita Rahmawati