www.rincilokal.id – Jam Kiamat atau ‘Doomsday Clock’ telah menunjukkan waktu lebih dekat kepada tengah malam, menandakan situasi dunia yang semakin mendesak. Pada awal 2025, para ilmuwan yang tergabung dalam organisasi internasional memberikan peringatan serius tentang ancaman yang mengintai umat manusia.
Doomsday Clock kini menunjukkan waktu 89 detik menuju tengah malam, lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kedekatan manusia terhadap kehancuran yang disebabkan oleh tindakan kita sendiri.
Berbagai ancaman yang menciptakan ketegangan antara negara-negara di seluruh dunia meliputi krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, konflik bersenjata yang berkepanjangan, serta kemajuan di bidang teknologi kecerdasan buatan yang dapat menimbulkan bahaya. Banyak ilmuwan percaya bahwa langkah-langkah untuk menanggulanginya belum memadai.
Menurut Daniel Holz, ketua dewan sains dan keamanan, ancaman nuklir tetap menjadi perhatian utama dalam evaluasi tahun ini. Menurutnya, risiko-risiko ini bukanlah isu baru, tetapi upaya global untuk menanganinya masih kurang efektif dan bahkan mengalami kemunduran.
Perang di Ukraina yang dimulai pada tahun 2022 tetap menjadi sumber utama kekhawatiran, mengingat dampak dramatisnya bagi Eropa. Hal ini berpotensi meningkatkan penggunaan senjata nuklir jika konflik tidak ditangani dengan bijaksana.
Pihak Rusia terutama menjadi fokus perhatian, di mana kebijakan baru yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin mengubah ambang batas penggunaan senjata nuklir. Hal ini mendekatkan kita pada situasi yang berisiko tinggi, di mana keputusan penting bisa diambil dalam keadaan panik.
Selain itu, Rusia telah menolak pembicaraan untuk perjanjian baru dengan Amerika Serikat terkait pengurangan persenjataan nuklir. Kondisi ini menjadi semakin rumit dengan keberadaan negara-negara lain yang terlibat dalam negosiasi yang mempengaruhi situasi global.
Tantangan di Timur Tengah dan Asia Timur yang Mencolok
Di Timur Tengah, situasi semakin memburuk dengan pertikaian antara Israel dan Hamas yang telah menyebar, melibatkan negara-negara lain seperti Iran. Konflik ini menambah ketidakpastian dan berpotensi mengarah pada eskalasi yang lebih besar.
Di sisi lain, Asia Timur juga menghadapi tantangan serius. Serangan militer dari China terhadap Taiwan semakin mendapatkan perhatian dunia, dengan manuver kapal perang dan pesawat tempur di wilayah tersebut memberikan ancaman nyata bagi stabilitas kawasan.
Korea Utara tidak kalah menegangkan, dengan uji coba rudal balistik yang terus berlangsung. Ancaman ini menambah ketidakpastian, apalagi jika senjata tersebut dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.
Ancaman Krisis Iklim yang Kian Mendasar
Krisis iklim menjadi salah satu faktor pendorong utama yang membuat waktu Doomsday Clock semakin mendekat ke tengah malam. Catatan dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa suhu global mencetak rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa kegagalan dalam mengatasi pemanasan global akan berdampak besar, dimana fenomena seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan menjadi semakin lazim. Semua ini berkontribusi pada instabilitas global yang lebih besar.
Selain itu, kemajuan di bidang kecerdasan buatan (AI) berpotensi menciptakan perang yang lebih otomatis. Tanpa regulasi yang jelas, kemungkinan keputusan untuk menyerang atau bertahan bisa diambil oleh sistem AI tanpa intervensi manusia, membuat pertikaian dapat berkembang dengan cepat dan tak terduga.
Peringatan Mendesak bagi Pemimpin Global
Dari latar belakang ini, ilmuwan sangat mendesak para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan lebih tegas dalam menyikapi tantangan-tantangan sebesar ini. Dengan waktu tersisa yang hanya 89 detik sebelum tengah malam, seruan ini menjadi semakin mendesak.
Penetapan Doomsday Clock pada waktu tersebut menjadi peringatan bagi semua pemimpin untuk bangkit dan beraksi. Meski peringatan ini sering disampaikan, kemajuan nyata dalam mitigasi risiko masih jauh dari yang diharapkan.
Jika langkah-langkah nyata tidak segera diambil, dunia berpotensi semakin mendekati titik tak terbalik menuju kehancuran. Setiap individu memiliki peran dalam menjaga keamanan global, dan langkah kecil dalam kehidupan sehari-hari bisa berkontribusi pada upaya bersama mengatasi krisis iklim.
Peringatan ini seharusnya menjadi refleksi bagi semua orang untuk berperan aktif dalam menjaga masa depan dunia. Mari kita ambil tindakan nyata agar generasi mendatang dapat menikmati dunia yang lebih aman dan lebih baik.